Sang surya telah menghilang dari ufuk barat, suasana di sekeliling pun
mulai gelap. Yahh inilah pertanda malam akan datang. Kini Langit hanya penuh
dengan bintang-bintang yang bermain di sekeliling bulan, alangkah indahnya
pemandangan langit malam. Bercengkrama dengan bulan purnama, yang begitu elok
untuk dipandang. Dengan pancaran sinar yang sungguh menyejukkan mata.
Seolah-olah ada bayangan wajahmu yang tergambar di permukaan bulan. Hembusan
angin malam yang begitu dingin ditambah dengan gelap, sunyi, sepi dan hening
sungguh membuat kita melayang, seakan-akan terbang bebas di angkasa menikmati
keindahan malam. Sungguh sangat indah ciptaan-NYA.
Kopi ?
Selalu saja ada secangkir kopi yang menemani dalam menikmati keindahan
Malam.
Kopi ini pahit ?
Biarkan saja kopi ini pahit, biarkan saja merindukan rasa manis dari
kehadiran gula. Seperti diriku yang selalu merindukan manisnya senyummu.
Biarkan saja waktu terus berjalan dengan kopi yang pahit, sampai kau
datang bersama rindu itu. Menampakkan senyum, hingga kopi ini benar-benar terasa
manis.
Hujan ?
Selalu ada rindu yang melintas di kala hujan, entah dari mana
datangnya dan hendak ke mana (?)
Maka kutitipkan rasa ini kepada rindu yang melintas di setiap tetesan
air hujan, untuk dia yang di sana. Sang Penikmat
Hujan.
Mari kita buat kompilasi cerita semu di ruang rindu yang berekspresi
dalam selimut dingin di kala hujan.
Dan ketika hujan mulai akrab dengan malam. Kolaborasi antara keduanya
memaksa untuk berselimut dingin. Dan kemudian biarkanlah tetesan air hujan yang
menuntun rindu menelusuri gelapnya lorong malam ditemani sunyi dan sepi di
tengah gemuruh suara di kala hening.
Aku sangat suka
keindahan Malam
Aku sangat gembira di
kala Hujan
Kopi selalu jadi teman menelusuri
Malam
Dan Rindu akan selalu datang di kala Hujan.
- AR -