25 April 2011

Welcome Dua Puluh Satu


Detik berganti detik, menit berganti menit dan jam berganti jam begitulah waktu terus berlalu tanpa kita sadari. Hari demi hari telah berlalu, telah banyak suka dan duka yang telah dilalui. Dan pada hari 26 APRIL 2011 tanpa terasa aku sudah mengelilingi matahari bersama bumi sebanyak 21 kali.  Dua puluh satu tahun bukanlah waktu yang singkat banyak yang telah terjadi dalam kurun waktu tersebut. Banyak impian yang telah terwujud dan masih banyak pula yang tertunda untuk sementara.
Masa-masa remaja hampir ditinggalkan dan mulai melakukan proses menuju kedewasaan. Segala tindakan yang dilakukan harus sebanding dengan usia sekarang. Cara berpikir pun harus senantiasa sejalan. Waktunya untuk berubah, mengubah hal-hal yang sebelumnya dianggap tidak sesuai dengan apa yang dipahami.
            Waktunya untuk Introspeksi diri, sejauh mana langkah yang telah di tempuh. Memutar kembali rekaman masa lalu, untuk mengetahui apa yang telah dilakukan. Untuk dijadikan bahan referensi dalam menjalani hidup ke depan. Mungkin banyak hal yang belum sempat terwujud, dan waktunya membuat skenario baru untuk masa yang akan datang.
            Buka lembaran baru, waktunya mengisi lembaran kosong dari buku kita. Mengisi dengan sejuta impian dan harapan serta berharap semuanya dapat terealisasi.

“MemFILTER segala sesuatu yang dianggap kurang efektif dan menTRANSMISIkan hal dianggap bermanfaat dan efektif serta berharap tidak ada NOISE”

“Semoga dengan semakin bertambahnya usia diiringi dengan semakin dewasa dalam bertindak dan berpikir, semoga impian dan cita-cita dapat terwujud dan semoga senantiasa mendapat rahmat dan berada dalam lindungan-NYA”

GOOD BYE 20
WELCOME 21

* dari suatu tempat di mana aku berdiam selama ini ( lantai tiga )

22 April 2011

09 Dasar Jurnalistik

  1. Kewajiban dasar jurnalis adalah kebenaran
  2. Loyalitas utama adalah masyarakat
  3. Esensi jurnalistik adalah disiplin verifikasi
  4. Jurnalis harus menjaga independensi
  5. Jurnalis menempatkan diri sebagai pemantau kekuasaan
  6. Jurnalistik harus memberikan ruang / forum bagi publik
  7. Membuat hal yang penting menjadi menarik
  8. Jurnalis membuat berita komprehensif dan proporsional
  9. Jurnalis harus lebih mendengar hati nurani personal

Hari Kartini

R. A. KARTINI ( 21 APRIL 1879 )

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

21 April 2011. Hari kartini kembali diperingati. Hari lahir seseorang yang telah memperjuangkan emansipasi wanita. Agar wanita memilik kebebasan menuntut ilmu dan belajar pada masa itu. Agar wanita memperoleh hak yang sama seperti kaum pria.

Selamat Hari Kartini.. Selamat Berkarya Wanita INDONESIA...

19 April 2011

INI dan ITU

Hari ini Selasa, 19 April 2011 Pukul 17.30 WITA…
Ku mencoba membuka mata untuk melihat apa yang terjadi di sekitar…
Terlalu banyak “keanehan” yang muncul di permukaan…
Terlalu banyak “serangan” dari luar yang tak pernah kita sadari…
Bahkan telah sampai pada ranah-ranah yang sangat urgent….

Tempat ini tak seperti yang dulu lagi…
“banyak yang telah berubah” Kata orang dulu yang menyaksikan keadaan sekarang….
Terlalu banyak toleransi…
Terlalu banyak pelanggaran “yang tidak perlu”…
Keadaan disini sekarang sudah hampir sama dengan yang ada diluar sana…
Tak ada bedanya..
Tak ada lagi yang esklusif….
Mungkin karena terlalu banyak aturan sehingga banyak pelanggaran ?
ENTAHLAH
Apakah ini adalah sebuah tanda-tanda ?
ENTAHLAH
Akankah semua ini dibiarkan begitu saja ?

Butuh Solusi ?
IYA

Mungkin perlu disediakan sebuah REFLEKTOR BESAR untuk membuat orang-orang tersadar…
Melihat keganjalan yang muncul..
Atau perlu sebuah “mesin waktu” untuk kembali ke masa dulu…?
ENTAHLAH, saya juga tidak mengerti akan hal itu..

Masih ada waktu untuk memperbaiki..
Hal ini belum sampai pada akarnya…
Masih bisa menyelipkan langkah “preventif”…
Virus itu belum menjangkit semua individu…

Ini bukan masalah ITU..
tapi masalah INI..

18 April 2011

Manusia Lantai Tiga

Setiap hari berjalan menelusuri koridor lantai tiga..
Entah itu siang ataupun malam...
Lantai tiga sudah seperti rumah sendiri..
Disinilah sebagian besar aktivitas berlangsung...

Banyak yang telah jadi kenangan di sini..
Semoga bisa terkenang dan dikenang kelak...
Banyak karya yang telah dibuat...
Meski itu sangat sederhana...
Meski itu tak bernilai apapun

Lantai Tiga adalah rumahku...
Tempatku berkarya..
Tempatku mencari inspirasi...
Disinilah aku menemukan diriku..

Akulah Manusia Lantai Tiga..
Yang akan menjaga tempat ini...
Jadi tempat yang nyaman bagi siapapun..

15 April 2011

[Bukan] di sana, tetapi di sini...

Dalam hitungan detik setiap keputusan dapat berubah...
Dan begitupun dalam diri saya...
Sebuah keputusan besar telah saya ambil dalam hitungan detik...
Saat hati kecil ini mengatakan iya, dan seketika itu pula lidah secara spontan mengucapkan iya..

Ini keputusan saya..
Tak ada intervensi dari pihak manapun...
KOMITMEN saya dari awal adalah di tempat ini..
dan ternyata saya sempat lupa akan hal itu...

Hal ini sudah terpikirkan..
Bukan keputusan yang EGOIS...
Ini pilihan saya..
Saya baru tersadar ternyata banyak hal-hal yang telah "terabaikan"...
Terima Kasih yang telah mengingatkan...

Mohon maaf bagi yang sama-sama berjuang...
Tetap semangat..
Jangan terpengaruh dengan apa yang terjadi...
Inilah yang terbaik untuk kita semua...

Di sini tempat saya berkarya..
Inilah koridor saya..
Dan di tempat ini saya akan menemukan diri saya..

6 April 2011

Bangkit dari Tidur Panjang

Pemandangan yang tak biasanya dilihat dalam beberapa bulan terakhir di sekretariat Channel09. Ruangan yang dulunya dijadikan “gudang penampungan” atau “sekretariat kegiatan”,  kini telah kembali ke fungsinya semula yaitu sebagai tempat berkumpulnya para jurnalis dari bumi merah hitam. Pena yang dulu tersimpan rapi di dalam lemari yang terkunci rapat kini sudah bisa digunakan. Kertas yang sudah hampir usang termakan rayap yang rindu akan goresan pena kini telah menemukan sahabatnya. Generasi merah hitam ini seakan-akan sudah siap untuk menumpahkan segala bentuk kreatifitas dan luapan emosi dalam bentuk goresan tinta pada secarik lembar kosong. Semangat yang begitu berapi-api dari beberapa intelektual muda teknik siap membangkitkan kembali jiwa-jiwa jurnalistik yang sempat tertidur panjang.
Hari ini ( 2 April 2011 ) sekretariat channel09 menjadi saksi bisu bangkitnya kembali lembaga penerbitan kampus ini. Semangat delapan orang intelektual muda yang telah menyumbangkan gagasan dan pikiran dalam merancang apa yang akan menjadi acuan selama satu tahun ke depan untuk mengawali era baru dari Channel09 yang nantinya tak hanya bergerak di bidang jurnalistik tetapi juga di bidang penulisan karya ilmiah. Ternyata malam ini hanya butuh 8 kepala untuk memancing semangat-semangat itu, dan ke depan butuh banyak kepala lagi untuk lebih mengembangkan ke arah yang lebih baik yang menjadi tujuan kita pada awalnya.
Semoga semangat ini tak hanya bertahan dalam hitungan detik. Besar harapan untuk terus mempertahankan semangat ini hingga waktu yang harus memisahkan kita dengan Channel09 ( Sarjana Teknik ). Hanya karena kesadaran dan kepedulian akan realita kampus hari ini, kita berkumpul di tempat ini. Terlalu banyak aspirasi dari kaum intelek yang belum tersampaikan kepada khalayak ramai. Dan sekarang waktunya untuk menumpahkan seluruh isi kepala dalam lembaran kertas-kertas putih yang selama ini hanya tersimpan. Semua yang dulunya hanya bisa tertangkap oleh sensor-sensor tubuh, kini dapat di wujudkan dalam goresan tinta. Masih banyak keanehan-keanehan di kampus yang terkadang tertangkap oleh sensor inderawi masih belum terwadahi secara utuh. Dan masih banyak kreatifitas dan ide-ide gila dari intelektual muda generasi merah hitam yang masih belum pernah terpublikasi.
Semua hal ini butuh waktu, tak semudah membalikkan tangan kanan. Tak cukup dengan hanya membangkitkan dari “tidur panjang” nya tetapi juga butuh “karya nyata” dari sentuhan tangan kita. Konsisten dengan kesepahaman awal harus tetap terjaga, dan berharap ini tak hanya sebatas semangat dalam bentuk “ucapan” tetapi juga semangat dalam bentuk “tindakan”. Semuanya bisa dilakukan karena kita semua adalah orang-orang terpilih dari sekumpulan orang hebat yang akan menggaungkan nama besar TEKNIK UNHAS di seantero bumi persada.

[Hanya] Replika Kebenaran


Sungguh sudah banyak yang berubah di sini dari hal-hal yang paling kecil sampai hal-hal yang sangat besar dan berpengaruh.  Terkadang orang hanya berpikir tentang hari ini sehingga mereka seakan-akan mereka lupa bahwa masih ada hari esok yang harus dilalui. Tindakan dilakukan berdasarkan nafsu semata tanpa pernah berpikir apa yang akan terjadi nanti. Logika tak lagi bisa berjalan ketika jiwa dan raga ini sudah dirasuki oleh perasaan. Semuanya mulai bermain di ranah yang sangat halus. Terlalu banyak toleransi yang diberikan untuk berusaha menutupi lubang yang penuh dengan bangkai.  Sampai-sampai kebenaran itu dibuat samar-samar atas nama kekeluargaan. Yang hitam diusahakan jadi putih dan yang putih berusaha di hitamkan.
            Banyak hal-hal aneh yang muncul tiba-tiba ke permukaan ketika telur sudah ada di ujung tanduk. Berusaha menyembunyikan kebenaran dalam kotak yang sangat rapat, dan mempropagandakan kebohongan kepada orang yang tidak mengerti. Memunculkan hal-hal logis yang bisa mendukung bahasa kebohongan. Ironis meilhat hal ini, kebohongan sudah menjadi virus baru yang mulai menjangkit ke orang-orang yang belum punya proteksi diri. Sehingga tak heran jika banyak dari mereka yang “sakit” dan masih dalam pembaringan panjang. Belum jua mendapatkan petunjuk untuk menyembuhkan penyakit mereka karena virus itu terus mengikuti di setiap detik langkah.
            Kebenaran yang seutuhnya tak lagi di jumpai dalam segala kondisi. Hanya replika dari kebenaran yang sering datang menghampiri.  Memberikan “angin segar” pada sesuatu yang dilaluinya. Replika tersebut adalah kebohongan yang terbalut oleh kamuflase, terbungkus rapi oleh kebohongan itu sendiri.
            Banyak yang tidak sadar akan hal ini, banyak yang tak pedulu dengan hal ini dan banyak pula yang mendukung hal ini. ENTAHLAH..!!!. Biarkan lah waktu yang menemukan solusi dan memberikan jawaban tentang semua ini. Supaya mereka “tersadar” akan hal ini.