Ternyata lebih mudah untuk mengkritik dan mengomentari sesuatu ketimbang melaksanakan sesuatu. Mungkin hal inilah yang dirasakan oleh para pemain sepak bola ketika sedang bertanding di lapangan. Ratusan bahkan ribuan penonton biasa mencaci dan mengomentari penampilan mereka di lapangan ( betapa sakit hatinya pemain di lapangan ketika diteriaki penonton, sedangkan mereka sudah sangat lelah bertanding. berjuang sekuat tenaga mereka ). Mungkin dalam pikiran pemain, "coba anda yang bertanding di lapangan, apa mungkin bisa lebih baik ?"
Tetapi sebagai seorang pemain yang menjunjung tinggi profesionalitas. Para pemain tak terlalu menghiraukan apa kata penonton. Mereka hanya melakukan apa yang mereka anggap terbaik. Memberikan yang terbaik untuk tim nya.
Tetapi terkadang muncul dalam pikiran saya, ketika para penonton itu bermain di lapangan terus penampilan mereka justru lebih buruk daripada pemain-pemain yang sering mereka caci dan komentari. Apa mereka siap untuk di komentari juga ? Apa mereka siap untuk mendapatkan cacian ?
Mungkin jawabannya " TIDAK "
kebanyakan orang hanya mau mengkritik tapi tidak sanggup menerima kritikan
sungguh sangat EGOIS
Ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sangat cepat responnya dan dibesar-besarkan. Tetapi jika ada kesalahan yang sama dilakukan oleh diri sendiri atau bahkan lebih buruk sangat sulit untuk diakui. Seakan-akan tidak ada kesalahan yang dilakukan.
seperti kata peribahasa "semut di seberang lautan jelas terlihat, gajah di pelupuk mata tidak terlihat"