Akhir-akhir ini
serasa sangat akrab dengan cermin, hmmm setiap
saat menjumpai benda yang dapat menghasilkan kembaran ini pasti menyempatkan
diri untuk saling bertatapan. Bahkan di pojok ruang inspirasiku terpasang
sebuah cermin kecil. Karena apa yah ? Apa ini berhubungan dengan
penampilan ? hmmmm, kemungkinan nya seperti itu. Terlihat tampan setiap saat itu sudah suatu
kepastian.
Rambut
berhubungan dengan penampilan ? yaa, tentu saja. Mungkin “hobi”
bercermin ini muncul akibat rambut yang terus tumbuh tak beraturan atau kata
halusnya berantakan ( maklum lah rambut keriting kalau panjang
pasti kelihatan aneh tapi unik sih ). Rambut ini harus selalu dirapikan
supaya penampilan tetap terjaga dan tentunya butuh cermin untuk memastikannya. Karena
penampilan adalah pandangan pertama terhadap seseorang dan tentunya Lelaki
selalu ingin kelihatan “wowww” di hadapan wanita.
Dalam kehidupan
nyata pun hobi bercermin pun juga harus dicoba, yahhh kita butuh cermin maya yang
jumlahnya tidak terbatas dan dapat dipakai di manapun kita berada. Kondisi
idealnya kita harus senantiasa tahu setiap detail yang ada di dalam diri kita, caranya ? dengan bercermin. Tujuannya ? agar kita bisa mengetahui
kekurangan yang ada di diri kita sehingga kita akan berusaha untuk menutupi
kekurangan itu ( apapun caranya ). Kenapa harus ada di setiap tempat ? untuk
meminimalisir kekurangan yang ada dalam diri kita. Karena dengan bercermin di
setiap langkah kita kita akan selalu melihat kekurangan yang ada dan selalu
berusaha memperbaikinya ( bayangkan saja
ketika anda bepergian jauh rambut akan berantakan akibat hempasan angin, dengan
adanya cermin di setiap sudut kita dapat merapikan nya setiap saat, kapanpan
kita mau )
Kenapa harus
cermin ?
Dari Cermin kita bisa belajar tentang sebuah kejujuran.
Cermin akan menampakkan apa yang ditangkapnya tanpa menambah atau mengurangi
sedikitpun. Tentunya ini sangat berbeda dengan Kamera, yang dengan sedemikan
manipulasi yang menyebabkan objek yang ditangkap kelihatan sempurna dan berbeda
dengan aslinya. Kejujuran sebuah cermin. Kejujuran dari sebuah cermin bisa kita
jadikan sebagai parameter penilaian juri untuk menilai seberapa besar potensi
yang ada dalam diri kita. Sehingga kita punya referensi untuk mengembangkan
potensi tersebut. Dan seolah-olah sebagai komentator yang bisa mengkritisi
kekurangan yang ada dalam diri kita, sehingga kita akan terus berusaha
memperbaiki. Tetapi ingat cermin
hanya menampakkan yang ada, tak mungkin ada saran yang diberikan ataupun aksi.
Karena juri dan komentator sesungguhnya adalah diri kita masing-masing dan yang
bisa mengubahnya adalah kita sendiri.
***
Hingga akhirnya
cermin akan menjadi sahabat sejati dalam kehidupan. Benda ini dapat membantu
untuk menjaga penampilan, baik itu yang tampak nyata dari luar maupun sikap
yang ditunjukkan sehari-hari.
jika kita mau menjaga penampilan
maka rajinlah bercermin
rapikan rambut, rapikan dasi dan
bermake-up ( wanita ) harus di depan cermin
jika kita merasa ada kekurangan
dalam diri kita, maka “bertanya lah pada cermin”
jika kita merasa ada potensi /
kelebihan maka “bercerminlah”
kemudian nilai sendiri apa yang
anda lihat
intinya tiada hari tanpa bercermin
ini hanya sebuah cermin, tetapi benda ini
akan sangat berguna jika kita bisa memanfaatkannya lebih dari sebuah cermin
“Rapikan rambut anda di depan cermin, supaya
anda bisa memastikan bahwa rambut anda benar-benar rapi” – adhi
redblack