30 April 2013

Cermin


Akhir-akhir ini serasa sangat akrab dengan cermin, hmmm setiap saat menjumpai benda yang dapat menghasilkan kembaran ini pasti menyempatkan diri untuk saling bertatapan. Bahkan di pojok ruang inspirasiku terpasang sebuah cermin kecil.  Karena apa yah ? Apa ini berhubungan dengan penampilan ? hmmmm, kemungkinan nya seperti itu.  Terlihat tampan setiap saat itu sudah suatu kepastian.

Rambut berhubungan dengan penampilan ?  yaa, tentu saja. Mungkin “hobi” bercermin ini muncul akibat rambut yang terus tumbuh tak beraturan atau kata halusnya berantakan ( maklum lah rambut keriting kalau panjang pasti kelihatan aneh tapi unik sih ). Rambut ini harus selalu dirapikan supaya penampilan tetap terjaga dan tentunya butuh cermin untuk memastikannya. Karena penampilan adalah pandangan pertama terhadap seseorang dan tentunya Lelaki selalu ingin kelihatan “wowww” di hadapan wanita.
Dalam kehidupan nyata pun hobi bercermin pun juga harus dicoba, yahhh kita butuh cermin maya yang jumlahnya tidak terbatas dan dapat dipakai di manapun kita berada. Kondisi idealnya kita harus senantiasa tahu setiap detail yang ada di dalam diri kita, caranya ? dengan bercermin. Tujuannya ? agar kita bisa mengetahui kekurangan yang ada di diri kita sehingga kita akan berusaha untuk menutupi kekurangan itu ( apapun caranya ). Kenapa harus ada di setiap tempat ? untuk meminimalisir kekurangan yang ada dalam diri kita. Karena dengan bercermin di setiap langkah kita kita akan selalu melihat kekurangan yang ada dan selalu berusaha memperbaikinya ( bayangkan saja ketika anda bepergian jauh rambut akan berantakan akibat hempasan angin, dengan adanya cermin di setiap sudut kita dapat merapikan nya setiap saat, kapanpan kita mau )

Kenapa harus cermin ?
Dari Cermin kita bisa belajar tentang sebuah kejujuran. Cermin akan menampakkan apa yang ditangkapnya tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun. Tentunya ini sangat berbeda dengan Kamera, yang dengan sedemikan manipulasi yang menyebabkan objek yang ditangkap kelihatan sempurna dan berbeda dengan aslinya. Kejujuran sebuah cermin. Kejujuran dari sebuah cermin bisa kita jadikan sebagai parameter penilaian juri untuk menilai seberapa besar potensi yang ada dalam diri kita. Sehingga kita punya referensi untuk mengembangkan potensi tersebut. Dan seolah-olah sebagai komentator yang bisa mengkritisi kekurangan yang ada dalam diri kita, sehingga kita akan terus berusaha memperbaiki. Tetapi ingat cermin hanya menampakkan yang ada, tak mungkin ada saran yang diberikan ataupun aksi. Karena juri dan komentator sesungguhnya adalah diri kita masing-masing dan yang bisa mengubahnya adalah kita sendiri.

***

Hingga akhirnya cermin akan menjadi sahabat sejati dalam kehidupan. Benda ini dapat membantu untuk menjaga penampilan, baik itu yang tampak nyata dari luar maupun sikap yang ditunjukkan sehari-hari.

jika kita mau menjaga penampilan maka rajinlah bercermin
rapikan rambut, rapikan dasi dan bermake-up ( wanita ) harus di depan cermin
jika kita merasa ada kekurangan dalam diri kita, maka “bertanya lah pada cermin”
jika kita merasa ada potensi / kelebihan maka “bercerminlah”
kemudian nilai sendiri apa yang anda lihat
intinya tiada hari tanpa bercermin

ini hanya sebuah cermin, tetapi benda ini akan sangat berguna jika kita bisa memanfaatkannya lebih dari sebuah cermin

“Rapikan rambut anda di depan cermin, supaya anda bisa memastikan bahwa rambut anda benar-benar rapi”   adhi redblack