26 Juli 2012

Mereka (Mulai) Lupa Cara "Bermain"

Coba lihat di sekitar kita. Apakah kita masih melihat anak-anak memainkan permainan tradisional ? ( dalam perkiraan saya mungkin sebagian besar yang membaca tulisan ini akan menjawab tidak ). Karena hal tersebut yang saya alami, selama kurang lebih 4 tahun terakhir saya mengamati di sekitar saya, jarang atau hampir tidak pernah lagi saya mendapat anak-anak memainkan permainan tradisional lagi. Padahal pada masa-masa saya dulu ( zaman SD dan SMP ) permainan tradisonal masih sering kita jumpai. Bahkan hampir setiap sore di sekitar tempat tinggal saya anak-anak ramai bermain. Hubungan antar sesama pun semakin baik, dengan seringnya bersosialisasi dengan banyak orang.
Pokoknya memainkan permainan tradisional sangat asik ( itu menurut saya ). Karena ada permainan yang menuntut kita untuk berlari, lompat, melempar, butuh ketangkasan dan masih banyak lainnya ( hitung-hitung bisa mengeluarkan keringat ) . Kita akan puas teriak sekencang mungkin, pokoknya sesuka hati deh !!! ( suasana di sekitar ramai dengan suara anak-anak ), berlari ke sana ke mari tanpa memperdulikan badan kotor karena sering jatuh, maklum biasanya main sambil buka sandal dan mainnya di pasir pula ( slogan berani kotor baik itu kayaknya cocok untuk keadaan ini *bukan iklan* ).  Sangat seru deh, rugi yang masa kecilnya tidak pernah memainkan permainan tradisional. Rasanya ingin bermain seperti itu lagi, tapi aktivitas yang super sibuk sehingga tak ada waktu lagi untuk hal tersebut dan bukan waktunya lagi bagi kita untuk bermain. sudah lewat masa itu..
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah Apakah mereka mengenal permainan tradisional ?  ( bagi yang membaca tulisan ini mungkin bisa menanyakan sendiri kepada anak-anak yang ada di sekitar nya ).  Dalam realita yang saya lihat anak-anak zaman sekarang asik dengan permainan-permainan yang ada di computer. Mereka menghabiskan berjam-jam duduk di depan layar monitor sambil memainkan mouse ataupun keyboard computer. Banyak diantara mereka yang asik berada di dalam rumah akibatnya tidak ada lagi sosialisasi dengan warga sekitar.

***
”Dulu setiap permainan ada musimnya. Misalnya permainan A musimnya bulan ini, permainan B musimnya bulan depan, dst”

Sedikit Cerita dari Saya :
Pada zaman saya SD, sekitaran sejam setelah pulang sekolah sudah dipastikan tidak ada di rumah lagi. Sudah janjian sama teman-teman bermain di luar. Meskipun panas tidak dihiraukan, hujan pun kadang tak jadi masalah, maklumlah masa-masa seperti itu ketika sedang bermain semua hal bisa dilupakan. Capek baru dirasakan pada malam harinya. Sungguh indahnya masa itu. Suatu jenis permainan biasanya kita mainkan selama 2-3 minggu dan ketika kita mulai terasa bosan dengan permainan itu maka kita akan mencari permainan lain ( di sinilah dituntut kreatifitas ). Begitu banyak alternatif permainan tradisional dan permainan lainnya yang bisa dimainkan secara bergantian atau bersamaan ( biasanya sih saran permainan nya dari orang-orang tua yang ada di sekitar ). Kalau permainan yang akan kita mainkan butuh sebuah “alat” biasanya dibuatkan oleh orang yang lebih tua atau minimal diajar untuk membuat nya. Sesudah itu kita bikin sendiri dah. Bahkan orang yang lebih tua biasanya ikut main WOOOOWWW !!!!.
Hal paling seru dan menantang ketika sedang bermain adalah ketika sedang bermain di kolong rumah orang dan kita sangat ribut, biasanya sih disengaja dan sudah siap berlari ketika sang punya rumah marah.. hmmmm, masa lalu..

“Serunya masa-masa bermain tak dinikmati oleh anak-anak zaman sekarang, tak ada lagi anak-anak yang berlari ke sana ke mari, tak ada lagi yang bermain layang-layang di lapangan, tak ada lagi permainan tradisional yang dijumpai di sekitar, tak ada lagi yang bermain kejar-kejaran. tak ada lagi meriam bambu. Pokoknya banyak yang sudah hilang.”

***
Sebuah harapan yang muncul sekarang adalah semoga saja anak-anak sekarang tidak melupakan “cara bermain” permainan tradisional. Meskipun sekarang sudah banyak permainan yang lebih modern. Setidaknya kita bisa melestarikan salah satu budaya dari negeri kita.
Disinilah dituntut peranan semua orang yang masih tahu cara bermain permainan tradisional untuk mensosialisasikan dan mengajarkan kepada anak-anak yang ada di sekitar kita.

Semoga Permainan Tradisional Tidak Terlupakan
Mari Kita Lestarikan Budaya Kita
Mari Kita Mengenalkan Permainan Tradisional Kepada Anak-Anak
Semoga Mereka Tidak LUPA Cara Bermain
Supaya Mereka juga dapat Menikmati Indahnya Masa Anak-Anak Mereka

( ini hanya berdasarkan apa yang saya lihat di sekitar saya dan apa yang pernah saya alami dulu )
Bagaimana dengan yang anda lihat ?

12 Juli 2012. 23 : 07

4 Juli 2012

Alhamdulillah. Semua Pasti ada Hikmahnya


5 Juni 2012 Pukul  00.30
Sebuah kecelakaan terjadi di daerah Labbakkang, Kab. Pangkep. Mobil penumpang menabrak truk yang diparkir di jalan. Lima orang meninggal akibat kecelakaan ini.


Kejadian ini masih dan akan “tersimpan” baik di dalam memoriku, karena aku adalah salah satu penumpang dari mobil itu ( kalau dibayangkan kejadian ini sangat ngeri ). Peristiwa ini terasa seperti mimpi karena aku tertidur saat kejadian dan baru terbangun setelah dikeluarkan dari mobil

*ALHAMDULILLAH*
aku selamat dari kecelakaan maut ini

****

Coba bayangkan jika berada di rumah selama tiga minggu dengan aktivitas yang tiap hari hampir sama (makan, tidur, online, nonton ). Kalau dibayangkan pasti sangat membosankan. Apalagi kalau sudah dirasakan, sungguh sangat membosankan. Rasanya ingin cepat-cepat mengakhiri masa-masa membosankan ini. Butuh suasana baru dengan kegiatan yang bervariasi.

Tetapi kalau memandang dari sisi lain sih, ada juga positive nya. Bisa berkumpul bersama keluarga dalam waktu yang sangat lama. Momen yang baru sempat dirasakan dalam 4 tahun terakhir ini ( maklum lah sibuk dengan urusan kampus baik akademik maupun organisasi ). Sebelum-sebelumnya paling lama 10 hari tinggal di rumah. Dan akhir-akhir ini malahan hanya 1 - 2 hari, bukan karena kesibukan semakin meningkat tapi mulai merasa betah di Makassar ( malas pulang, pusing juga apa mau dikerja kalau pulang -_-“ ). Hal positive lain yang bisa didapatkan adalah bisa meng-istirahat-kan pikiran, memulihkan kondisi fisik dan sekaligus perbaikan gizi ( semoga jarum timbangan bergeser ke kanan ).


28 Juni 2012

Mungkin istirahat nya sudah cukup ( bosan juga istirahat terus ). Kondisi fisik dan pikiran sudah hampir 100%.             Waktunya melatih diri untuk kembali bisa berjalan dengan baik. Berlatih dan terus berlatih. Memforsir diri untuk “Latihan Keras” dalam 2 minggu ini. Semangat, Berusaha dan Berdoa, mungkin itulah yang harus dilakukan. Banyak pekerjaan yang menunggu untuk segera diselesaikan. Di sini lah penerapan kalimat KEEP ON FIGHTING TILL THE END ( KOFTTE ).

semangat, semangat, semangat !!!!

Tugas Akhir ( SKRIPSI ) sudah menunggu untuk diselesaikan. Target yang semula direncanakan ( September ), kecil kemungkinan untuk bisa dicapai. Tetapi tetap harus OPTIMIS, meski “terancam gagal” di baruga bulan 09, masih ada bulan 12. Yang penting bisa meraih gelar Sarjana Teknik ( S.T.) di bulan 9.

Resolusi 2012 juga masih banyak yang belum terealisasi, saatnya menyusun ulang rencana-rencana yang hampir “berantakan”. Semoga di akhir tahun, semuanya sudah bisa ter-check list.

***

setiap kejadian pasti ada positif dan negatif nya
tetapi kita harus senantiasa memandang sesuatu dari sisi positifnya
yakin dan pasti bahwa segala sesuatu ada hikmahnya
ada rencana lain di balik cobaan yang diberikan
dan ini yang membuat kita tambah dekat kepada-NYA

SEMANGAT, SEMANGAT DAN TERUS SEMANGAT
dan harus senantiasa
BERUSAHA DAN BERDOA


Suppa, Kab. Pinrang
28 Juni 2012