Telah ditemukan sebuah penyakit yang sangat berbahaya bagi para pelajar khususnya “MAHASISWA”. Penyakit yang tidak teridentifikasi oleh dokter manapun di dunia. Tak ada tanda-tanda fisik yang tampak jelas oleh mata orang yang terjangkit penyakit ini. Semua hanya bisa terlihat ketika kita kita sangat dekat dengan orang itu. Lebih lanjut, belum ada satupun apoteker yang bisa meramu obat untuk menyembuhkan penyakit jenis ini.
( Hahahaha… terlalu dan sangat terlalu membesar-besarkan kayaknya gambaran di atas )
Jujur dan percaya, penyakit itu pernah menghampiri saya. Meskipun pada akhirnya dapat teratasi. Penyakit itu tak lain dan tak bukan adalah “MALAS”. Kalau dipikir-pikir sih ini bukanlah sebuah penyakit tapi kalau dipikir-pikir lagi bisa jadi sebuah penyakit. ENTAHLAH !!!
Ahhh.. Tinggalkan masalah penyakit itu… Tidak jelas ji juga…
----------------------*****----------------------
Malas.. Malas.. Malas.. Merupakan momok yang sangat menakutkan. Entah dari mana datangnya itu. Tidak pernah dipanggil dan diharapkan datang. Tetapi dia datang begitu saja, malahan selalu mengikuti di segala aktivitas sebagai “pengganggu”. Malas seolah-olah menjadi TEMAN ( Ahh.. Tidak..!!!!! Cuma dia yang menganggap kita teman, tapi tak sedikit pun berpikir tuk berteman dengannya.. ). Tetapi kalau dipikir, memang malas seolah-olah menjadi teman, yang sangat setia meskipun dalam kenyataannya merupakan “teman yang tidak dianggap”.
Malas.. Malas.. Malas.. Selalu membayang-bayangi setiap hari. Di saat berada di titik kejenuhan dan aktivitas yang sangat padat, dia semakin setia menemani. Malah di jadi “penyemangat” untuk semakin jenuh dan bosan dengan apa yang kita kerjakan. Lebih parah lagi, malas bisa menjadikan kita menunda-nunda pekerjaan. Membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang jelas yang kita kerja. Malas juga bisa membawa kita untuk meraih sebuah achievement dan berbagai award sebagai “The Best Procrastinator”. Sebuah penghargaan yang sangat dan sangat tidak diharapkan ( meskipun ada sertifikat dan pialanya )
***
Sekaranglah waktunya untuk berpisah teman. “Terima Kasih” kau telah menemani hari ku selama ini meskipun itu tidak saya harapkan. “Maaf” aku tak bisa berteman lagi dengan mu dan memang tak bisa dipungkiri, sejak lama aku ingin ini terjadi . Aku telah menemukan “sahabat” ku lagi yang selama ini kucari-cari. Dia-lah sahabat terbaikku yang akan menemani hari-hari ku ke depan ( My [Lost] Spirit ).
Selamat Jalan “Teman”.. Waktunya tuk berpisah
Semoga Kau tak kembali lagi ke sini