27 Agustus 2014

Melengkapi Potongan Puzzle Impian : Go Abroad


sekitar dua bulan berlalu, kumpulan memori indah yang telah terekam oleh panca indera selama perjalanan dua minggu di negeri orang masih tersimpan rapi. sudah tak sabar tangan ini menari-nari diatas keyboard laptop untuk merangkai kata demi kata untuk menggambarkan hasil rekaman panca indera tetapi apa daya, tak ada sedikitpun waktu yang bisa disisihkan untuk hal tersebut karena kesibukan ( atau sok sibuk ) yang luar biasa. . . .

dan akhirnya di masa jeda antar kesibukan ini (setelah ujian proposal dan menjelang kuliah semester tiga) mendapatkan sedikit waktu untuk mengekspresikan semua nya dalam rangkaian kata-kata indah dan (semoga saja) menarik. . . .

ALHAMDULILLAH

Mungkin kata ini yang sangat tepat untuk menjadi pembuka. Ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Akhirnya salah satu resolusi jangka panjang terpenuhi. Go Abroad. Meskipun hanya di negara tetangga tetapi yang jelas ke luar negeri. Banyak hal yang telah didapatkan disana pengalaman, pengetahuan, teman baru dan dapat menikmati keindahan negeri orang dengan berkunjung ke beberapa interesting place. Dan satu yang terpenting bisa wisata kuliner alias mencicipi beberapa jenis makanan yang ada di sana.





Sebuah pilihan pasti akan mendapatkan “hasil” tetapi entah kapan dan kadang tidak terduga. Seperti memilih untuk melanjutkan S2 dan tetap di universitas yang sama. Akhirnya mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini. Ini buah kerja keras “bertarung” dengan diri sendiri menentukan pilihan dan berjuang melawan malas. Memulai kembali untuk memaksa otak untuk bekerja, belajar sesuatu yang sebagian besar orang di sini menganggap nya sangat susah. Dan hasilnya ini menjadi tiket untuk perjalanan ini. Di sini lah makna KEEP ON FIGHTING TILL THE END yang menjadi slogan anak teknik teraplikasikan secara nyata.

Dua minggu bercengkrama dengan kalangan akademik di sana tak membuat kita merasa kecil dan tidak (juga) membuat kita terasa besar. Justru hal tersebut membuat rasa ingin tahu bertambah besar, membuka ruang untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan pendapat membuat pengetahuan bertambah luas dan memudahkan untuk mendapatkan sebuah solusi. Tetapi modal utama yang dibutuhkan dalam semua hal tersebut adalah BELAJAR, tanpa hal tersebut semua aktivitas diatas mustahil terwujud ( Yah, bukannya saya mau dikatakan sok pintar atau sejenisnya. Tetapi ini hanya sebagai motivasi kepada generasi penerus bangsa. Kita, dia dan mereka yang ada di luar sana kemampuan dan pengetahuannya sama yang jelas aktivitas BELAJAR atau lebih keren dengan menuntut ilmu dijadikan rutinitas. Apapun, kapanpun dan dimanapun itu )


“Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu
adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir.
Mencari ilmu adalah jihad”  - Imam Al Ghazali





Seperti kata pepatah “Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampui”. Dan akhirnya hal tersebut terwujud, sekali naik pesawat pulau sulawesi, kalimantan dan sumatera terlewati ( ehhh, maksudnya bukan itu ). Dalam satu perjalanan ini, dua mimpi (resolusi) terwujud dalam waktu bersamaan. Go Abroad dan menjadi seorang peneliti ( meskipun masih dalam langkah awal )

Dua minggu yang sangat luar biasa ini telah membakar semangat untuk tetap belajar dan meneliti. Mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan kemudian berbagi dengan orang-orang lain. Dan keinginan untuk mewujudkan mimpi yang tertunda untuk melanjutkan pendidikan di LUAR NEGERI semakin besar. Insya Allah.

Menuntut ilmu dan menikmati keindahan negara lain tentunya menjadi hal yang sangat menarik. Banyak pengetahuan, hal-hal baru dan tentunya pengalaman yang bisa didapatkan di sana (semoga). Dan hal ini telah naik level ke posisi papan atas dalam daftar resolusi. Semoga bisa terwujud. Bismillahirrahmanirrahim


Keep Study, Keep Work, Keep Pray and Keep Smile


“many experience we get here and many things have burn our spirit to keep study and research. I hope can continue study abroad. Insya Allah” - AR

13 November 2013

Menyelinap Sejenak dari Ruang Corat-Coret



Malam yang indah, selalalu banyak cara untuk menikmatinya. Di bawah gemerlap bintang  berselimut dingin ditemani secangkir kopi harapan. Imajinasi mulai menuntun pikiran melayang bebas entah ke mana. Jari-jari pun akhirnya terpuaskan dahaganya dengan bebas menari-nari di atas keyboard laptop membuat coretan-coretan tidak jelas di layar monitor. Entah kapan terakhir begini, sudah lama bahkan sudah sangat lama. Memori seakan-akan tidak mampu mengingat karena ruang pikiran kini penuh dengan kerinduan, rindu untuk menumpahkan banyak hal yang telah terekam oleh indera. Tetapi rindu itu harus tertahankan dalam beberapa waktu akibat aktivitas yang terlalu padat hingga akhirnya rindu itu terpuaskan setelah memanfaatkan celah untuk menyelinap sejenak dari ruang corat-coret ini.

Okee, kita mulai saja…..
Mahasiswa Baru ? kelihatannya menarik dan ada kebanggaan akan hal itu. Akhirnya berada di lingkungan yang “katanya” baru setelah menyingkirkan beberapa orang ( jelas ini sebuah prestasi ). Senang ? tentu tidak dapat menyembunyikan hal itu. Apalagi ini adalah edisi kedua menjadi mahasiswa baru dan petualangan baru menunggu di depan mata. Rintangan dan tantangan menyapa dari kejauhan menunggu untuk segera ditaklukkan. Tetapi dibalik kesenangan itu menyelinap rasa khawatir dari masa lalu. Yahh, sejenak menarik memori dari beberapa tahun yang lalu, maba edisi pertama dipenuhi banyak “rintangan” yang tidak terprediksi yang kadang membuat hati jadi gundah gulana ( ahaaayyy, melebih-lebihkan ). Masa itu punya banyak cerita dan punya banyak pelajaran ( sangat layak untuk dikenang lahh ). Hmmm, untung lah edisi kedua kali ini jauh dari “harapan” dan “prediksi”. ( Setiap Masa punya Cerita nya Sendiri yang Pasti Menarik bagi Orang yang Menikmatinya )

Ada hal yang sedikit berbeda di edisi kedua kali ini, orientasi mulai sedikit bergeser beberapa derajat. Di masa lalu kita masih sibuk mengejar “HURUF” ketimbang menikmati proses dan menjaring hasil sebanyak-banyaknya selama proses itu. Begitu banyak waktu yang terbuang percuma tetapi akan bertambah banyak lagi jika hanya duduk terdiam menyesali semua. Apakah ini sudah terlambat ? tentu saja belum. Karena tohhh rasa sadar itu muncul tiba-tiba entah dari mana. Yahhh, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa huruf tetap jadi target utama, tetapi alangkah beruntungnya jika mendapatkan hasil yang double dari proses itu ( huruf dan ilmu ). Hmmmm, sepertinya harus merasa bangga dan senang karena telah menemukan formula yang tepat untuk membuat belajar itu terasa nyaman. Entah angin dari mana ini, semangat belajar dari SMA tiba-tiba datang bertamu ( selalu ingin terasa hebat dan tahu segalanya ). Serasa mengejar target untuk “JUARA KELAS” meskipun itu hanya dalam ruang yang tidak nyata. Tidak ada lagi niat untuk meninggalkan kelas karena mengantuk, tidak ada lagi alasan tidak masuk kelas karena makan siang di kantin, tidak ada lagi rasa malas memasuki ruang kuliah. Alhamdulillah. Dan satu lagi yang patut disyukuri dari semua itu, akhirnya bisa berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki yang akhir-akhir ini jarang dilakukan karena yang mau dibagikan juga terbatas ( Sebaik-baik Ilmu adalah yang Bermanfaat bagi Orang Lain )

Di balik semua euphoria diatas, dibalik kebanggaan yang membuncah tinggi terkadang muncul sesuatu yang menjanggal ketika membuka socmed, membaca postingan dan foto-foto teman yang seumuran. Terkadang merasa iri dengan mereka yang mulai sibuk meniti karir di dunia kerja dan kebanyakan mereka pun sudah sukses di dunianya masing-masing ( sudah mampu membiayai hidupnya sendiri ). Saya ? mungkin berkebalikan dengan hal itu. Sangaaaaaaatttt Iriiiiiiii buuuunggggg, ingin rasanya seperti mereka. Hmmmm, tetapi harus positive thinking. Fokus saja dengan studi yang tengah di jalani dan yakin saja bahwa setiap orang memiliki jalan sukses yang berbeda. Meskipun tidak secepat mereka tetapi kita tetap menuju ke arah yang sama.
SUKSES !!! ( save this word in my mind )

Sekian coret-coret tidak jelas ini. Waktunya kembali ke ruang sebelah yang penuh dengan kesibukan. Semoga masih ada peluang untung menyelinap dalam waktu dekat.

….dari pojok lantai tiga….

- AR -

16 Agustus 2013

Rindu itu bernama Malam di kala Hujan



Sang surya telah menghilang dari ufuk barat, suasana di sekeliling pun mulai gelap. Yahh inilah pertanda malam akan datang. Kini Langit hanya penuh dengan bintang-bintang yang bermain di sekeliling bulan, alangkah indahnya pemandangan langit malam. Bercengkrama dengan bulan purnama, yang begitu elok untuk dipandang. Dengan pancaran sinar yang sungguh menyejukkan mata. Seolah-olah ada bayangan wajahmu yang tergambar di permukaan bulan. Hembusan angin malam yang begitu dingin ditambah dengan gelap, sunyi, sepi dan hening sungguh membuat kita melayang, seakan-akan terbang bebas di angkasa menikmati keindahan malam. Sungguh sangat indah ciptaan-NYA.

Kopi ?
Selalu saja ada secangkir kopi yang menemani dalam menikmati keindahan Malam.
Kopi ini pahit ?
Biarkan saja kopi ini pahit, biarkan saja merindukan rasa manis dari kehadiran gula. Seperti diriku yang selalu merindukan  manisnya senyummu.
Biarkan saja waktu terus berjalan dengan kopi yang pahit, sampai kau datang bersama rindu itu. Menampakkan senyum, hingga kopi ini benar-benar terasa manis.

Hujan ?
Selalu ada rindu yang melintas di kala hujan, entah dari mana datangnya dan hendak ke mana (?)
Maka kutitipkan rasa ini kepada rindu yang melintas di setiap tetesan air hujan, untuk dia yang di sana. Sang Penikmat Hujan.
Mari kita buat kompilasi cerita semu di ruang rindu yang berekspresi dalam selimut dingin di kala hujan.

Dan ketika hujan mulai akrab dengan malam. Kolaborasi antara keduanya memaksa untuk berselimut dingin. Dan kemudian biarkanlah tetesan air hujan yang menuntun rindu menelusuri gelapnya lorong malam ditemani sunyi dan sepi di tengah gemuruh suara di kala hening.


Aku sangat suka keindahan Malam
Aku sangat gembira di kala Hujan
Kopi selalu jadi teman menelusuri Malam
Dan Rindu akan selalu datang di kala Hujan.



 - AR -